Angan Dara

“Aku mungkin
bisa hidup meski tanpa dia.” Dara terdiam setelahnya. Dia mengetuk ujung
dagunya dan berpikir sejenak. “Iya. Aku bisa hidup tanpa dia, tapi tidak tanpa
kamu,” cengirnya setelah itu. “Kenapa kamu bisa seyakin itu?” “Hm, mungkin karena dari semua lelaki yang ada, hanya kamu yang
rela aku recokin setiap malam, gendongin aku keliling taman kompleks, dan hanya
kamu juga yang selalu ngasih aku makan saat aku lupa,” jawab Dara enteng. Sementara Angan, lelaki yang kini berada di depannya hanya
tersenyum tipis. Merasa ajaib juga dengan jawaban Dara yang jauh dari
harapannya. Ia kira, Dara akan berkata ‘karena aku mencintaimu’, tapi itu semua
memang hanya mimpi bagi Angan. Dara adalah wanita yang Angan sayangi. Mungkin perasaan yang ia
rasakan tidak sepenuhnya bertepuk sebelah tangan. Angan jelas tahu bahwa Dara
juga menyayanginya. Meski dalam rasa yang berbeda, hanya sebagai kakak dan
pelindung. “Jadi, dalam artian, kamu nggak akan bisa hidup tanpa aku?”
pancing Angan dengan nada mengg…